LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
"Uji
Daya Hantar Listrik", "Uji Asam Basa dan pH" dan "Titrasi
Asam Basa"
Oleh:
Abdullah Fahmi (3509)
M. Diki Febrianto (3511)
Titis Cynthia Yullia (3519)
Umi Fadhilatul Khoiriyah (3520)
Kelas XII IPA Akselerasi
KEMENTERIAN AGAMA
KABUPATEN NGANJUK
MADRASAH ALIYAH
NEGERI NGANJUK
2014
Praktikum
I
"Uji
Daya Hantar Listrik"
Pretest
1. Apa
yang dimaksud dengan larutan elektrolit dan non elektrolit?
Jawab
: - Larutan
elektrolit yaitu larutan yang dapat menghantarkan listrik karena adanya zat
terlarut yang terurai menjadi ion-ion yang bergerak bebas
- Larutan non elektrolit yaitu larutan yang tidak dapat
menghantarkan listrik
2. Mengapa
air tergolong larutan elektrolit lemah? dan tuliskan reaksi ionisasinnya!
Jawab : Karena hanya sebagian kecil dari air yang
terionisasi menjadi ion+ dan ion-
H2O(l)
↔ H+(aq) + OH-
3. Sebutkan
lima senyawa kovalen yang bersifat elektrolit?
Jawab : HCl, HBr, HI, NH3 dan CH4
A.
Tujuan
Praktikum
Mengetahui daya hantar listrik (elektrolit
atau non elektrolit) suatu larutan
B.
Landasan
Teori
Larutan adalah
campuran homogen (komposisinya sama), serba sama (ukuran partikelnya), tidak ada
bidang batas antara zat pelarut dengan zat terlarut (tidak dapat dibedakan secara
langsung antara zat pelarut dengan zat terlarut), partikel- partikel penyusunnya
berukuran sama (baik ion, atom, maupun molekul) dari dua zat atau lebih. Dalam larutan
fase cair, pelarutnya (solvent) adalah cairan, dan zat yang terlarut di
dalamnya disebut zat terlarut (solute), bisa berwujud padat, cair, atau
gas.Dengan demikian, larutan = pelarut (solvent) + zat terlarut (solute).
Khusus untuk larutan cair, maka pelarutnya adalah volume terbesar.
Sifat daya hantar listrik
setiap larutan berbeda – beda. Disebabkan karena proses ionisasinya di dalam
air berbeda. Ada yang mudah terionisasi, ada yang sukar terionisasi bahkan ada
yang tidak terurai sama sekali. Jika larutan terionisasi sempurna, maka disebut
elktrolit kuat.Dan jika larutan terionisasi sebagian maka disebut elektrolit lemah.
Serta tidak terionisasi sama sekali maka disebut non-elektrolit.
C.
Alat
dan Bahan
1.
8 gelas kimia
2.
8 macam larutan yang akan diuji
(Larutan A - Larutan H)
3.
8 elektrolit tester
4.
Alat tulis
D.
Langkah
Kerja
1.
Menyiapkan alat dan bahan
2.
Memasukkan 8 macam larutan ke dalam 8
gelas kimia
3.
Menyelupkan 8 elektrolit tester ke
dalam masing-masing gelas kimia yang berisi larutan
4.
Mengamati nyala lampu dan gelembung
pada elektroda
5.
Mencatat hasil pengamatan
E.
Hasil
Pengamatan
No
|
Larutan
|
Keadaan Lampu
|
Gelembung
|
Kesimpulan
|
|||
Terang
|
Redup
|
Tidak Menyala
|
Ada
|
Tidak Ada
|
|||
1
|
Larutan
A
|
ü
|
|
|
ü
|
|
Elektrolit
Kuat
|
2
|
Larutan
B
|
|
ü
|
|
|
ü
|
Elektrolit
Lemah
|
3
|
Larutan
C
|
ü
|
|
|
ü
|
|
Elektrolit
Kuat
|
4
|
Larutan
D
|
ü
|
|
|
ü
|
|
Elektrolit
Kuat
|
5
|
Larutan
E
|
ü
|
|
|
ü
|
|
Elektrolit
Kuat
|
6
|
Larutan
F
|
|
ü
|
|
ü
|
|
Elektrolit
Lemah
|
7
|
Larutan
G
|
|
ü
|
|
|
ü
|
Elektrolit
Lemah
|
8
|
Larutan
H
|
|
ü
|
|
|
ü
|
Elektrolit
Lemah
|
F.
Pembahasan
1. Keadaan lampu dan elektroda
a. Elektrolit
tester yang dicelupkan pada larutan A membuat lampu menyala terang dan terdapat
banyak gelembung pada elektroda
b. Elektrolit
tester yang dicelupkan pada larutan B membuat lampu menyala redup dan tidak
terdapat gelembung pada elektroda
c. Elektrolit
tester yang dicelupkan pada larutan C membuat lampu menyala terang dan terdapat
banyak gelembung pada elektroda
d. Elektrolit
tester yang dicelupkan pada larutan D membuat lampu menyala terang dan terdapat
banyak gelembung pada elektroda
e. Elektrolit
tester yang dicelupkan pada larutan E membuat lampu menyala terang dan terdapat
banyak gelembung pada elektroda
f. Elektrolit
tester yang dicelupkan pada larutan F membuat lampu menyala redup dan terdapat
sedikit gelembung pada elektroda
g. Elektrolit
tester yang dicelupkan pada larutan G membuat lampu menyala redup dan tidak
terdapat gelembung pada elektroda
h. Elektrolit
tester yang dicelupkan pada larutan H membuat lampu menyala redup dan tidak
terdapat gelembung pada elektroda
2. Alasan lampu menyala dan tidak dan
terdapat gelembung dan tidak
Lampu menyala atau
tidak menyala karena adanya zat terlarut yang dapat terurai menjadi ion-ion
yang bergerak bebas sehingga larutan elektrolit dapat menghantarkan arus
listrik.
“Senyawa elektrolit
apabila dilarutkan dalam air dapt mengalami ionisasi menghasilkan ion+
+ ion- dan menimbulkan arus listrik.”
3. Contoh reaksi ionisasi
Penguraian molekul menjadi ion+ &
ion-
H2O(l) à
H+(aq)+ OH-(aq)
HBr(aq) à
H+(aq)+ Br-(aq)
G.
Penutup
Berdasarkan praktikum dapat diambil kesimpulan
bahwa:
1. Larutan
A adalah larutan elektrolit kuat
2. Larutan
B adalah larutan elektrolit lemah
3. Larutan
C adalah larutan elektrolit kuat
4. Larutan
D adalah larutan elektrolit kuat
5. Larutan
E adalah larutan elektrolit kuat
6. Larutan
F adalah larutan elektrolit lemah
7. Larutan
G adalah larutan elektrolit lemah
8. Larutan
H adalah larutan elektrolit lemah
Praktikum II
"Uji Asam Basa dan pH"
Pretest
1. Apa
yang anda ketahui tentang asam dan basa?
Jawab
: - Asam
yaitu spesi yang bertindak sebagai akseptor pasangan elektron bebas yang
mempunyai pH kurang dari 7
- Basa
yaitu spesi yang bertindak sebagai donor pasangan elektron bebas yang mempunyai
pH lebih dari 7
2. Berapa
rentangan pH untuk senyawa H2O, NaCl, HCl, H2SO4,
NaOH, NH3, CH3COOH?
Jawab :
3. Tentukan
reaksi ionisasi dari soal nomor 2!
Jawab :
Ø H2O
à
2H++O2-
Ø HCL
à
H++ Cl-
Ø NaCl
à
Na+ + Cl-
Ø H2SO4
à
2H+ + SO42-
Ø NaOH
à
Na+ + OH-
Ø NH3
à
N- + 3H+
Ø CH3COOH
à
CH3CO + OH-
A.
Tujuan
Praktikum
Mengidentifikasi pH
larutan dengan indikator Metil Merah, Bromotimo Biru dan Fenolftalein
B.
Landasan
Teori
Pengertian
Asam dan Basa
Asam secara umum
merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan
larutan denga pH lebih kecil dari 7. asam adalah suatu zat yang dapat memberi
proton (ion H+) kepada zat lain (yang disebut basa), atau dapat menerima
pasangan electron bebas dari suatu basa. Suatu asam bereaksi dengan suatu basa
dalam reaksi penetralan untuk membentuk garam. Contoh asam adalah asam asetat.
Secara umum, asam
memiliki sifat sebagai berikut:
1. Masam ketika dilarutkan dalam air.
2. Msam terasa menyengat bila disentuh, dan dapat
merusak kulit, teruma bila asamnya
asam pekat.
3. Asam bereaksi hebat dengan kebanyakan logam,
yaitu korosif terhadap logam.
4. Asam, walaupun tidak selalu ionic merupakan
cairan elektrolit.
Basa adalah zat-zat
yang dapat menetralkan asam. Secara kimia, asam dan basa saling berlawanan.
Basa yang larut dalam air disebut alkali. Jika zat asam menghasilkan ion
hidrogen (H+) yang bermuatan positif, maka dalam hal ini basa mempunyai arti
sebagai berikut. maka ketika suatu senyawa basa di larutkan ke dalam air, maka
akan terbentuk ion hidroksida (OH-) dan ion positif menurut reaksi sebagai
berikut. Ion hidroksida (OH-) terbentuk karena senyawa hidroksida (OH) mengikat
satu elektron saat dimasukkan ke dalam air.
Secara umum, asam memiliki sifat sebagai
berikut:
1. Kaustik
2. Rasanya pahit
3. Licin seperti sabun
4. Nilai pH lebih dari air suling
5. Mengubah warna lakmus merah menjadi biru
6. Dapat menghantarkan arus listrik
Indikator
Asam dan Basa
Dalam laboratorium
kimia, indikator asam-basa yang biasa di gunakan adalah indikator buatan dan
indikator alami, Berikut ini penjelasan tentang indikator asam-basa buatan dan
indikator asam-basa alami.
A. Indikator
Buatan
Indikator
buatan adalah indikator siap pakai yang sudah dibuat di laboratorium atau
pabrik alat-alat kimia. Contoh indikator buatan adalah kertas lakmus yang
terdiri dari lakmus merah dan lakmus biru, kertas lakmus kertas yang diberi
senyawa kimia sehingga akan menunjukkan warna yang berbeda setelah dimasukkan
pada larutan asan maupun basa. Warna kertas lakmus akan berubah sesuai dengan
larutannya. Perubahan warna yang mampu dihasilkan oleh kertas lakmus sebenarnya
disebabkan karena adanya orchein (ekstrak lichenes) yang berwarna biru di dalam
kertas lakmus.
Lakmus biru
dibuat dengan menambahkan ektrak lamus yang berwarna biru ke dalam kertas
putih. Kertas akan menyerap ekstrak lakmus yang selanjutnya dikeringkandalam
udara terbuka, sehingga dihasilkan kertas nlakmus biru.kertas lakmus biru pada
larutan yang bersifat basa akan tetap biru , karena orchein merupakan anion,
sehingga tidak akan bereaksi dengan anion (OH-).
Kertas
lakmus merah dibuat dengan proses yang sama dengan pembuatan kertas lakmus
biru, tetapi ditambahkan sedikit asam sulfat atau asam klorida agar warnanya
menjadi merah.
Sehingga mekanisme
reaksi orchein pada suasana asam akan kembali terjadi. Apabila kertas lakmus
merah dimasukkan kedalam larutan yang bersifat asam, warnanya akan tetap merah
karena lakmus merah memang merupakan orchein dalam suasana asam. Sedangkan,
apabila kertas lakmus merah ditambahkan larutan yang bersifat basa, maka
orchein yang berwarna biru akan kembali terbentuk.
B. Indikator Alam
Indikator
alam merupakan bahan-bahan alam yang dapat berubah warnanya dalam larutan asam,
basa, dan netral. Indikator alam yang biasanya dilakukan dalam pengujian asam
basa adalah tumbuhan yang berwarna mencolok, berupa bunga-bungaan, umbi-umbian,
kulit buah, dan dedaunan.
Perubahan
warna indikator bergantung pada warna jenis tanamannya, misalnya kembang sepatu
merah di dalam larutan asam akan berwarna merah dan di dalam larutan basa akan
berwarna hijau, kol ungu di dalam larutan asam akan berwarna merah keunguan dan
di dalam larutan basa akan berwarna hijau.
C.
Alat
dan Bahan
1. 6
Tabung reaksi dan rak
2. 5
Pipet
3. Indikator
Metil Merah (MM), Bromotimol Biru (BTB) dan Fenolftalein (PP)
4. 2
Tabung ukur
5. Larutan
A
6. Larutan
B
D.
Langkah
Kerja
1. Menyiapkan
alat dan bahan
2. Meletakkan
6 tabung reaksi pada rak
3. Mengisikan
3 ml larutan A dan B pada masing-masing tabung ( 3 ml larutan A pada 3 tabung
dan 3 ml larutan B pada 3 tabung)
4. Menambahkan
2 tetes indikator (MM, BTB, PP) pada setiap tabung yang berbeda dalam larutan A
dan larutan B
5. Mengamati
perubahan warna pada setiap tabung
6. Mencatat
hasil pengamatan
E.
Hasil
Pengamatan
No
|
Bahan
|
Warna Indikator
|
Keterangan
|
||
MM
|
BTB
|
PP
|
|||
1
|
Larutan
A
|
Kuning
|
Biru
|
Tidak
Berwarna
|
7
< pH < 8,3
|
2
|
Larutan
B
|
Kuning
|
Biru
|
Merah
|
pH
> 10
|
F.
Pembahasan
1. Larutan
A
4,2 6 6,3 7 8,3 10
pH
adalah daerah yang mendapat arsiran yaitu diantara 7 dan 8,3. Jadi, 7 < pH < 8,3
2. Larutan
B
4,2 6 6,3 7 8,3 10
pH
adalah daerah yang mendapat arsiran yaitu lebih dari 10. Jadi, pH > 10
G.
Penutup
Setelah
menyelesaikan praktimun dapat diambil kesimpulan bahwa:
1. pH
pada larutan A adalah 7 < pH < 8,3
2. pH
pada larutan B adalah pH > 10
PRAKTIKUM
III
"Titrasi
Asam Basa"
A.
Tujuan
Mengetahui
molaritas (konsentrasi) larutan HCl
B. Landasan Teori
Titrasi
merupakan salah satu cara untuk mentukan konsentrasi larutan suatu zat dengan
cara mereaksikan larutan tersebut dengan zat lain yang diketahui
konsentrasinya.
Titik
ekivalen pada titrasi asam basa adalah pada saat dimana sejumlah asam tepat di
netralkan oleh sejumlah basa. Selama titrasi berlangsung terjadi perubahan pH.
pH pada titik equivalen ditentukan oleh sejumlah garam yang dihasilkan dari
netralisaasi asam basa. Indikator yang digunakan pada titrasi asam basa adalah
yang memiliki rentang pH dimana titik equivalen berada. Pada umumnya titik
equivalen tersebut sulit untuk diamati, yang mudah dimatai adalah titik akhir
yaang dapat terjadi sebelum atau sesudah titik equivalen tercapai. Titrasi
harus dihentikan pada saat titik akhir titrasi tercapai, yang ditandai dengan
perubahan warna indikator. Titik akhir titrasi tidak selalu berimpit dengan
titik equivalen. Dengan pemilihan indikator yang tepat, kita dapat memperkecil
kesalahan titrasi.
Pada
titrasi asam kuat dan basa kuat, asam lemah dan basa lemah dalam air akan
terurau dengan sempurna. Oleh karena itu ion hidrogen dan ion hidroksida selama
titrasi dapat langsung dihitung dari jumlah asam atau basa yang ditambahkan.
Pada titik equivalen dari titrasi asam air, yaitu sama dengan 7.
C. Alat dan Bahan
1. Corong
2. Erlemeyer
3. Pipet
tetes
4. Buret
5. Dasar
statif
6. Kaki
statif
7. Batang
statif pendek dan panjang
8. Klem
buret
9. Batang
pengaduk
10. NaOH
0,1 M
11. HCL
0,1 M
12. Fenolftalein
13. Silinder
ukur
D.
Langkah
Kerja
1. Menyiapkan
alat dan bahan
2. Memasukkan
larutan NaOH 0,1 M kedalam buret
3. Menyiapkan
25 ml larutan HCL 0,1 M dalam erlenmayer 100 ml
4. Menambahkan
3 tetes Fenolftalein kedalam erlenmayer tersebut
5. Melakukan
titrasi pada larutan HCL. Penambahan NaOH kedalam larutan HCL dilakukan dengan
perlahan sambil menggoyangkan erlenmayer
6. Menghentikan
proses titrasi jika telah terjadi perubahan warna pada erlenmayer
E. Hasil Pengamatan
No
|
Volume HCl
|
Volume NaOH
|
1
|
25
ml
|
24
ml
|
2
|
25
ml
|
24
ml
|
Rata - rata
|
25
ml
|
24
ml
|
F.
Pembahasan
(V x M)HCl
= (V x M)NaOH
25 ml x MHCl = 24 ml x 0,1 M
MHCl =
MHCl = 0,096 M
G.
Penutup
Berdasarkan
hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa molaritas (konsentrasi) HCl setelah
dititrasi dengan NaOH 0,1 M adalah 0,096 M
Tulisan di atas dapat di unduh melalui googledocs dengan mengeklik disini
0 comments:
Post a Comment
Pembaca yang baik yaitu mereka yang telah membaca kemudian memberikan komentar meskipun komentar itu pahit atau baik.